Gowes Spesial Melalui Jalur Antaberantah (Bagian Dua)
Ujian Chapter 3 Memasuki Kebun Sawit, meski sudah bersama, lambat laun rombongan kembali terpecah tiga. Saya berada dirombongan kedua seperti biasa ditemani Om Gussur dan Om Vidi. Meski sebenarnya mereka bisa saja bergabung dengan rombongan depan. Disini saya kembali diambang batas kemampuan. kebun sawit yang terbuka, membuat panasnya sang mentari kian terasa. Trek makadam yang menanjak menambah sensasi mengerikan. Keringatpun mengucur deras, bahkan tanpa sadar terkadang saya meminum keringat sendiri. Tiap tanjakan, Om Vidi selalu duluan dan menanti saya dan Om Gussur di ujung tanjakan. “Dikit lagi sampai,” ujar Om Vidi sambil mengambil foto kami yang sudah kepayahan. Berapa meter kemudian Om Vidi berteriak sambil menunjuk ke depan. Dari kejauhan terlihat tanjakan yang aduhai mengerikan sekali. “Lihat, itu tanjakannya selanjutnya,” ujarnya. Saya hanya melihat tanjakan itu sekilas tak mau melihatnya lagi. Perlahan tapi pasti. Taa-Daaa, sampai juga dipembukaan tanjakan